Gua ini merupakan gua yang memiliki dua percabangan. Lebar mulut gua ± 10 meter, dan tinggi ± 5 meter. Cabang pertama mengarah ke kanan, dengan panjang lorong 60 meter. Lorong Gua Toto banyak ditemukan ornament gua seperti stalaktit, stalakmit, drapery, microgourdam, straw, canopy, coulomb, bacon like sheet, dan rimstone. Daya dukung lorong gua ± 4 orang, dan apabila telah mencapai ujung lorong kondisi oksigen sangat tipis. Hal ini disebabkan oleh kandungan gas karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan oleh akar tanaman yang menembus sampai lorong gua (Anonim, 1999).
Cabang yang kedua berupa lorong utama yang memiliki panjang ± 300 meter, lorong utama ini merupakan lorong horizontal, dijumpai aliran masuk ke dalam (down stream). Sungai tersebut berasal dari sungai bawah tanah yang keluar dari dalam gua yang memiliki jarak ± 10 meter dari mulut gua. Sebelum mencapai lorong yang berair lorong gua dipenuhi dengan batuan yang cukup besar. Lorong yang berair memiliki kedalaman ± 0,5 – 0,75 meter, dengan dasar batu dan kadang-kadang berlumpur. Lorong ini berakhir pada sebuah lorong yang penuh dengan air (vadose) dan stamp sehingga untuk menelusurinya perlu menggunakan teknik ducking dan harus menggunakan peralatan khusus seperti peralatan selam (diving) (Anonim, 1999).
Bagi penduduk sekitar, gua ini merupakan cadangan air apabila musim kemarau datang. Air yang berasal dari sungai bawah tanah diambil oleh penduduk untuk dipergunakan bagi keperluan sehari-hari. Beberapa improvisasi telah dilakukan oleh masyarakat sekitar gua untuk memudahkan akses mencapai air di gua Toto, seperti membuat jalan setapak dan dataran semen untuk mencuci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar