Minggu, 16 Oktober 2011

PENGARUH HORMON DALAM ABSISI

ACARA VI
PENGARUH HORMON DALAM ABSISI

A.                 TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh hormon dalam absisi

B.                 ALAT DAN BAHAN
1.      Lanolin
2.      IAA
3.      Tanaman Coleus sp. Atau Teh-tehan (mempunyai tangkai daun berhadapan)
4.      Tusuk gigi

C.                 CARA KERJA
1.      Larutan IAA dibuat 100 ppm dalam lanolin
2.      Diletakkan di cawan dan diberi label
3.      Disiapkan tanaman dalam berbagai perlakuan :
a)      Daun dipotong di sisi kanan batang tepat pada pangkal daun
b)      Daun sisi kiri dan kanan batang dipotong
c)      Dipotong seperti (a) dan bekas potongan diberi lanolin +IAA
d)      Dipotong seperti (b) dan bekas potongan diberi lanolin+IAA
e)      Dibuat seperti a, b, c, dan d tetapi ujung batang dipotong tunasnnya
f)        Dibuat control tanaman utuh tanpa perlakuan

D.                 HASIL
Pasta lanolin+IAA dioleskan setiap lima hari sekali. Pengamatan dihentikan setelah semua tangkai yang dipotong gugur. Setiap hari diamati tangkai yang gugur.



Tanggal 1 November 2010
Perlakuan
Tanaman
n1
n2
n3
A

Gugur yang dipotong daunnya
Gugur yang dipotong daunnya
B
Gugur semua
Gugur sebelah
Gugur semua
C
Gugur yang dipotong daunnya+IAA


D


Gugur sebelah
Ea
Gugur sebelah
Gugur sebelah
Gugur sebelah
Eb

Gugur semua
Gugur sebelah
Ec

Gugur sebelah

Ed

Gugur sebelah
Gugur semua
Kontrol


Gugur semua

Tanggal 2 November 2010
Perlakuan
Tanaman
n1
n2
n3
A
Gugur yang dipotong daunnya
Gugur yang dipotong daunnya
Gugur yang dipotong daunnya
B
Gugur semua
Gugur semua
Gugur semua
C
Gugur yang dipotong daunnya+IAA
Tidak gugur
Tidak gugur
D
Tidak gugur
Tidak gugur
Gugur sebelah
Ea
Gugur sebelah
Gugur sebelah
Gugur sebelah
Eb
Gugur sebelah
Gugur semua
Gugur sebelah
Ec
Tidak gugur
Gugur sebelah
Tidak gugur
Ed
Tidak gugur
Gugur sebelah
Gugur semua
Kontrol
Tidak gugur
Tidak gugur
Tidak gugur

Tanggal 4 November 2010
Perlakuan
Tanaman
n1
n2
n3
A
Gugur yang dipotong daunnya
Gugur yang dipotong daunnya
Gugur yang dipotong daunnya
B
Gugur semua
Gugur semua
Gugur semua
C
Gugur
Tidak gugur
Melengkung
D
Tidak gugur
Tidak gugur
Gugur satu
Ea
Gugur
Gugur sebelah
Gugur sebelah
Eb
Gugur satu
Gugur semua
Gugur satu
Ec
Tidak gugur
Gugur satu
Tidak gugur
Ed
Tidak gugur
Gugur sebelah
Gugur semua
Kontrol
Tidak gugur
Tidak gugur
Tidak gugur

Tanggal 10 November 2010
Perlakuan
Tanaman
n1
n2
n3
A
Gugur yang dipotong daunnya
Gugur yang dipotong daunnya
Gugur yang dipotong daunnya
B
Gugur semua
Gugur semua
Gugur semua
C
Gugur yang dipotong
Tidak gugur
Gugur semua
D
Tidak gugur
Tidak gugur
Gugur semua
Ea
Gugur yang dipotong
Gugur yang dipotong
Gugur yang dipotong
Eb
Gugur satu
Gugur semua
Gugur semua
Ec
Tidak gugur
Gugur yang dipotong
Gugur satu
Ed
Gugur semua
Gugur semua
Gugur semua
Kontrol
Tidak gugur
Tidak gugur
Gugur satu

  1. PEMBAHASAN
Auksin berasal dari bahasa Yunani “Auxano” yang berarti tumbuh atau bertambah. Auksin merupakan golongan dari substansi permacu pertumbuhan tanaman dan morfogen (fitohormon) yang paling awal ditemukan. Salah satu anggota dari auksin yang paling dikenal adalah IAA. Suatu system sel tumbuhan memerlukan auksin untuk pertumbuhan, pembagian tugas (divisi) maupun ekspansi selular. Fungsi auksin tergantung pada jaringan yang spesifik; seperti pada batang, akar, dan buah. Auksin dapat memacu pemanjangan apical batang, ekspansi lateral rambut akar, atau ekspansi isodiametrik dalam pertumbuhan buah. Beberapa kasus (pertumbuhan koleoptil), auksin memacu ekspansi selular tanpa adanya pembagian divisi dalam sel tersebut. Kasus lainnya, auksin dapat mendorong pembagian divisi dan ekspansi sel dalam jaringan yang sama seperti inisiasi akar.
Auksin sangat berperan penting dalam dominasi tunas apikal, merupakan sebuah fenomena dari pusat percabangan tumbuhan yang tumbuh lebih dominan daripada percabangan lainnya. Tunas apikal adalah bagian yang memproduksi hormon auksin yang dapat berdifusi ke bawah dan menunjang pertumbuhan tunas lateral, dilain pihak pertumbuhan ini akan menimbulkan kompetisi pada tunas apikal terhadap cahaya matahari dan nutrisi. Apabila prinsip dari dominasi apikal dapat dipahami, maka akan sangat membantu dalam manajemen tumbuhan. Manajemen tumbuhan dapat berupa memanipulasi respon natural, seperti pengaruh hormone auksin ini untuk menghasilkan tumbuhan yang dapat diatur ukuran, bentuk, maupun produktivitas buahnya (http://en.wikipedia.org).
Sekilas, peristiwa gugurnya dedaunan tumbuhan tampak seperti kejadian alam biasa. Namun ternyata tidak demikian bagi para ilmuwan, yang meneliti sungguh-sungguh fenomena yang diistilahkan dengan “abscission” ini. Abscission adalah suatu proses yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan ‘membuang’ organ tumbuhan seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah yang tidak lagi diperlukan tumbuhan atau yang terserang penyakit.
Absisi yang terjadi pada daun dan buah merupakan contoh senesen yang jelas. Daun tidak rontok demikian saja pada waktu mati. Suatu daerah pembelahan sel yang disebut daerah absisi, berkembang dekat pengkal tangkai daun, sehingga sejumlah dinding sel yang melintang tegak lurus terhadap sumbu panjang tangkai daun terbentuk.
Pektinase dan selulase dirangsang pembentukannya pada sel-sel di daerah absisi, dan akan melarutkan lamela tengah dinding yang melintang tadi, sehingga tangkai daun lepas. Hubungan ikatan pembuluh yang terputus akan tersumbat dengan dibentuknya tilosa (tylose), yaitu suatu zat sejenis “gum” dan dilapisi sel-sel gabus. Dalam proses ini dua peristiwa terlibat, yaitu pembelahan sel dan induksi hirdulose. Kedua proses ini merupakan proses metabolisme yang aktif dan oleh karenanya merupakan bagian yang terprogram dalam perkembangan tumbuhan.
Menurut John Walker, kepala the MU Interdisciplinary Plant Group di the Christopher S. Bond Life Sciences Center, tumbuhan menggugurkan organnya karena sejumlah alasan. Dedaunan tua, misalnya, digugurkan guna membantu daur ulang zat-zat makanan, sementara buah-buahan yang telah masak rontok dan jatuh ke bawah guna membantu penyebaran benih. Juga, bagian-bagian bunga yang terkena penyakit sengaja digugurkan dan dibuang oleh tumbuhan. Hal ini sengaja dilakukan untuk mencegah penjalaran penyakit. Namun begitu masih ada sisi lain tentang pengguguran organ tumbuhan ini yang belum terungkap ilmuwan. Mereka masih belum paham mengapa Arabidopsis thaliana menggugurkan bagian-bagian bunganya setelah bunga tersebut dewasa. Bagian-bagian bunga tumbuhan Arabidopsis thaliana tidaklah memerlukan ruang besar, sehingga penggugurannya tidak terlihat memiliki kegunaan yang jelas. Anehnya gen-gen yang bekerja memicu pengguguran ini sudah ada di tumbuhan itu sejak lama, kata Walker.
Demikianlah gugurnya daun, bunga, buah dan bagian tumbuhan lain ternyata bukan kejadian biasa atau kebetulan saja. Itu adalah peristiwa besar yang sengaja Allah ciptakan, yang melibatkan pengaturan rumit gen-gen tumbuhan. Tanpa pengguguran ini, takkan ada daur ulang zat gizi, takkan ada penyebarluasan biji dan takkan ada pencegahan perluasan penyakit. Jika kesemua proses ini terhenti, tumbuhan pada akhirnya akan punah. Akhirnya manusia, yang sangat bergantung pada keberadaan tumbuhan, sudah pasti akan menderita dan sirna juga dari muka bumi.
F.                  KESIMPULAN
1.      Daun yang cepat gugur adalah daun yang diberi perlakuan B dan Ed
2.      Sedangkan daun yang tidak gugur adalah kontrol.

  1. DAFTAR PUSTAKA


Anonim. Penuaan dan Pengguguran. http://sophianirmalida.blogspot.com/2010/10/i.html [18 November 2010].

Tidak ada komentar: